Sabtu, 02 November 2013

MARS TAPAK SUCI

Yang mau download mars tapak suci, silahkan klik di sini !
:)

Jumat, 01 November 2013

Proposal Undangan UIN CUP III

Assalamu Alaikum,
Untuk Proposal Undangan Tapak Suci UIN CUP III dapat di download di page ini. Terima Kasih
Silahkan Klik DOWNLOAD


Senin, 15 April 2013

Mabit 2013



Hari sabtu yang lalu, tepatnya tanggal 23 Maret 2013 UKM Tapak Suci UIN Alauddin Makassar kembali merealisasikan salah satu program kerjanya yaitu Malam Bina Iman dan Taqwa atau lebih akrab disebut mabit.


Mabit merupakan kegiatan yang biasanya dilaksanakan setelah Maghrib atau setelah sholat isya sampai selesai sholat subuh. Tapak Suci sebagai salah satu perguruan seni bela diri di bawah naungan Organisasi Islam Muhammadiyah memang tidak pernah lepas dari acara-acara seperti mabit tersebut. Pada kesempatan kali ini mabit dimulai setelah shalat isya. Sebelum memasuki kegiatan para peserta mabit terlebih dahulu menyantap makan malam yang telah disediakan oleh panitia. 

Sekitar pukul 20.30 WITA, para peserta kemudian berkumpul diruangan tempat dilaksanakannya mabit yang dalam hal ini dilaksanakan di kampus 2 UIN (Aula Pusat Kegiatan Mahasiswa). Dalam kegiatan ini peserta menerima materi tentang ketauhidan, dan beberapa kajian-kajian tambahan guna menambah wawasan keagamaan para peserta yang tak lain adalah anggota UKM TS itu sendiri. Selain itu, dalam kegiatan ini juga diselipkan materi ketapak sucian serta integrasinya terhadap agama Islam itu sendiri.
Insya Allah, mabit selanjutnya akan dilaksanakan kembali oleh pengurus.
Terima Kasih J

Struktur Organisasi Tapak Suci UIN periode 2013


Senin, 25 Maret 2013

Pelatihan Seni Beladiri Indonesia Pencak Silat Tapak Suci

Pelatihan Seni Beladiri Indonesia Pencak Silat Tapak Suci dilaksanakan tahun 2010 yang lalu

Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar Drs. H. M. Gazali Suyuti, H.Hi. saat menyampaikan sambutannya pada Acara PembukaanPelatihan Seni Beladiri Indonesia Pencak Silat Tapak Suci di gedung LT Kampus II UIN Alauddin Makassar di Samata-Gowa (27/4)

Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar Drs. H. M. Gazali Suyuti, H.Hi. menyaksikan aksi anggota tapak suci pada pembukaan Pelatihan Seni Beladiri Indonesia Pencak Silat Tapak Suci.(27/4)
Anggota UKM Tapak Suci UIN Alauddin Makassar menunjukkan atraksinya di hadapan Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar Drs. H. M. Gazali Suyuti, H.Hi.(27/4)

Minggu, 24 Maret 2013

LKPTS 2013

Pimpinan Wilayah V Tapak Suci Sulawesi Selatan akan mengadakan Latihan Kader Pimpinan (LKP) insya Allah pada tanggal 28-30 Maret 2013 (Mulai jam 16. 00 wita dst) dan Ujian Kenaikan Tingkat Kader (UKT) pada tanggal 30-31 Maret 2013(Mulai Jam 14. 00 wita dst) di Benteng Somba Opu Makassar.
Sehubungan dengan hal tersebut, disampaikan kiranya saudara-saudari mengikutkan para siswa dan kader untuk kegiatan tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Latihan Kader Pimpinan Tapak Suci
Telah menjalani masa pendidikan siswa empat selama minimal 6 bulan
Foto copy ijazah tingkat yang terakhir 1 lembar atau mandat dari Pimpinan Daerah ybs
Membawa perlengkapan, alat tulis, al-Quran, alat makan, perlengkapan pribadi dsb
Administrasi, konsumsi, dan akomodasi peserta 300. 000/orang
2. Ujian Kenaikan Tingkat Kader
Telah menjalani masa pendidikan selama minimal 1 tahun
Menyerahkan Karya tulis tentang Pencak Silat/Tapak Suci (Kader Dasar; min.5 halaman, Kader Muda; min. 10 halaman, Kader Madya; min. 15 halaman, Kader Kepala; min. 20 halaman, Kader Utama, min. 25 halaman).
Foto copy ijazah tingkat yang terakhir 1 lembar
Membawa perlengkapan shalat, alat tulis, al-Quran, alat makan, perlengkapan pribadi dsb
Administrasi, konsumsi, dan akomodasi Ujian sebanyak Rp. 350. 000/orang
Untuk konfirmasi/pendaftaran silahkan menghubungi 08124242953
Demikian, agar menjadi maklum adanya.

Berapa harga kepedulian kita?


Foto: Berapa harga kepedulian kita?

Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan lelah dan penat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?”
“Tentu, ada apa?”
“Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?”
“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?” kata si lelaki dengan marah.
“Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?” si kecil memohon.
“Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya. Ayah mendapatkan Rp 20 ribu tiap jamnya.”

“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu?”

Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana ke kamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu.”

Si kecil pergi ke kamarnya dengan sedih dan menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa makin jengkel pada pertanyaan anak lelakinya.
Betapa kurang ajarnya ia menanyakan hal itu hanya untuk mendapatkan uang? Sekitar sejam kemudian, ketika lelaki itu mulai tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu keras pada si anak. Barangkali ada keperluan yang penting hingga anaknya memerlukan uang Rp 10 ribu darinya, toh ia tak sering-sering meminta uang. Lelaki itu pun beranjak ke pintu kamar si kecil dan membukanya.

“Kau tertidur, Nak?” ia bertanya.
“Tidak, Yah, aku terjaga,” jawab si anak.
“Setelah ayah pikir-pikir, barangkali tadi ayah terlalu keras padamu,” kata si ayah. “Hari ini ayah begitu repot dan sibuk, dan ayah melampiaskannya padamu. Ini uang Rp 10 ribu yang kau perlukan.”

Si bocah laki-laki itu duduk dengan sumringah, tersenyum, dan berseru, “Oh, ayah, terima kasih.”
Lalu, sambil menguak bantal tempatnya biasa tidur, si kecil mengambil beberapa lembar uang yang tampak kumal dan lecek.
Melihat anaknya ternyata telah memiliki uang, si ayah kembali naik pitam. Si kecil tampak menghitung-hitung uangnya.

“Kalau kamu sudah punya uang sendiri, kenapa minta lagi?” gerutu ayahnya.
“Karena uangku belum cukup, tapi sekarang sudah.” jawab si kecil.
“Ayah, sekarang aku punya Rp 20 ribu. Boleh aku membeli waktu ayah barang satu jam? Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku ingin makan malam bersamamu.”

Ya Allah, Terkadang kita terlalu asyik dengan dunia kita sendiri tanpa mempedulikan orang-orang di sekitar kita

support Aksi Cepat Tanggap 
 Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan lelah dan penat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu.

“Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?”
“Tentu, ada apa?”
“Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?”
“Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?” kata si lelaki dengan marah.
“Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?” si kecil memohon.
“Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya. Ayah mendapatkan Rp 20 ribu tiap jamnya.”

“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu?”

Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana ke kamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu.”

Si kecil pergi ke kamarnya dengan sedih dan menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa makin jengkel pada pertanyaan anak lelakinya.
Betapa kurang ajarnya ia menanyakan hal itu hanya untuk mendapatkan uang? Sekitar sejam kemudian, ketika lelaki itu mulai tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu keras pada si anak. Barangkali ada keperluan yang penting hingga anaknya memerlukan uang Rp 10 ribu darinya, toh ia tak sering-sering meminta uang. Lelaki itu pun beranjak ke pintu kamar si kecil dan membukanya.

“Kau tertidur, Nak?” ia bertanya.
“Tidak, Yah, aku terjaga,” jawab si anak.
“Setelah ayah pikir-pikir, barangkali tadi ayah terlalu keras padamu,” kata si ayah. “Hari ini ayah begitu repot dan sibuk, dan ayah melampiaskannya padamu. Ini uang Rp 10 ribu yang kau perlukan.”

Si bocah laki-laki itu duduk dengan sumringah, tersenyum, dan berseru, “Oh, ayah, terima kasih.”
Lalu, sambil menguak bantal tempatnya biasa tidur, si kecil mengambil beberapa lembar uang yang tampak kumal dan lecek.
Melihat anaknya ternyata telah memiliki uang, si ayah kembali naik pitam. Si kecil tampak menghitung-hitung uangnya.

“Kalau kamu sudah punya uang sendiri, kenapa minta lagi?” gerutu ayahnya.
“Karena uangku belum cukup, tapi sekarang sudah.” jawab si kecil.
“Ayah, sekarang aku punya Rp 20 ribu. Boleh aku membeli waktu ayah barang satu jam? Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku ingin makan malam bersamamu.”

Ya Allah, Terkadang kita terlalu asyik dengan dunia kita sendiri tanpa mempedulikan orang-orang di sekitar kita

support Aksi Cepat Tanggap

Twitter

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

 

Copyright © 2010 Tapak Suci UIN Alauddin Makassar

Template N2y Suka-Suka by Nano Yulianto